Peningkatan Keterampilan Guru SDN Puji Rahayu dan SDN 2 Sido Asri dalam Mendeteksi dan Menangani Siswa Disleksia Menggunakan Pendekatan Neuropsikologi

Satrio Budi Wibowo

Abstract


Mendeteksi dan menangani siswa disleksia menjadi tantangan tersendiri pada guru di tingkat sekolah dasar (SD), begitu pula pada SDN Puji Rahayu dan SDN 2 Sidoasri. SDN Puji Rahayu dan SDN 2 Sidoasri, tergabung dalam komunitas belajar pada program sekolah penggerak. Melalui komunitas belajar, kesulitan yang sering ditemukan pada kelas awal, adalah siswa yang mengalami kesulitan membaca dan menulis dengan lancar. Permasalahan utama mitra adalah ketidakmampuan guru mendeteksi secara dini siswa yang mengalami disleksia. Intervensi dini yang tepat sangat penting dilakukan. Jika kesulitan membaca dapat diidentifikasi lebih awal dan bantuan yang tepat segera diberikan, maka 90 95 persen siswa disleksia dapat menyusul capaian siswa normal, tapi hanya 75 persen yang mampu mengejar ketertinggalan jika permasalahan tidak teridentifikasi hingga mereka berusia 9 tahun. Padahal beberapa penelitian memberikan bukti bahwa populasi disleksia sebesar 10%-20% dapat menjadi aset yang berharga dan menyimpan potensi yang lebih baik dibandingkan populasi normal.

Berdasarkan masalah yang dihadapi oleh mitra, maka terdapat dua aspek kegiatan yang menjadi fokus dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Pertama, peningkatan keterampilan guru dalam mendeteksi sedini mungkin siswa dengan disleksia. Kedua peningkatan keterampilan guru dalam memberikan pelajaran membaca yang sesuai dengan masalah yang dihadapi oleh siswa disleksia berbasis pendekatan neuropsikologi. Tujan kegiatan pengabdian masyarakat adalah, meningkatnya keterampilan guru dalam mendeteksi sedini, meningkatnya keterampilan guru dalam memberikan intervensi siswa disleksia berbasis pendekatan neuropsikologi, dan terciptanya berbagi praktik baik mengenai penanganan siswa disleksia melalui komunitas belajar.

Penulis menggunakan metode pelatihan dalam upaya meningkatkan kemampuan guru dalam mendeteksi dan mengintervensi siswa disleksia. Penulis melakukan supervisi untuk melihat apakah hasil pelatihan benar-benar bisa dipraktekan oleh guru di sekolah. Supervisi dilakukan dengan metode daring. Setelah mengikuti sesi pelatihan dan simulasi, para guru memiliki kesempatan untuk menerapkan tes deteksi dini disleksia dalam praktik pembelajaran mereka. Proses assesmen diagnostik terhadap anak-anak yang menghadapi kesulitan dalam membaca kini dilakukan dengan menggunakan tes deteksi dini disleksia. Guru-guru dapat mulai mengembangkan strategi pembelajaran khusus untuk meningkatkan kemampuan membaca berdasarkan defisit yang teridentifikasi melalui hasil tes deteksi dini disleksia.


Full Text:

PDF

References


Boudreau D, Costanza-Smith A. Assessment and Treatment of Working Memory Deficits in School-Age Children: The Role of the Speech-Language Pathologist. Lang Speech Hear Serv Sch. 2011;42(2):15266.

Davis RD, Braun EM. The Gift of Dyslexia: Why Some of the Smartest People Cant Read and How They Can Learn. New York: Penguin Group; 2010. 286 p.

Ehri LC, Schuster BV, Yaghoub-Zadeh Z, Shanahan T, Nunes SR, Willows DM. Phonemic Awareness Instruction Helps Children Learn to Read: Evidence From the National Reading Panels Meta-Analysis. Read Res Q. 2004;36(3):25087.

Hazawawi NAM, Hisham S. Online dyslexia screening test for Malaysian young adults in Bahasa Melayu. In: 2014 the 5th International Conference on Information and Communication Technology for the Muslim World, ICT4M 2014. 2014. p. 15.

Hutchinson AD, Mathias JL, Jacobson BL, Ruzic L, Bond AN, Banich MT. Relationship between intelligence and the size and composition of the corpus callosum. Exp Brain Res. 2009;192(3):45564.

Johnson KA. Multicomponent treatment of rapid naming, reading rate, and visual attention in single and double deficit dyslexics. Vol. 75, ProQuest LLC. [Texas]: Texas Wesleyan University; 2014.

Moll K, Landerl K. Double dissociation between reading and spelling deficits. Scientific Studies of Reading. 2009;13(5):35982.

Morton J, Frith U. Why we need cognition: Cause and developmental disorder. In: Dupoux E, Dehane S, Cohen L, editors. Language, brain, and cognitive development: Essays in honor of Jacques Mehler. Cambridge, MA: MIT Press Books; 2001. p. 26378.

Nordman J. Tips for Increasing Rapid Naming Ability in Struggling Readers [Internet]. literacyworldwide.org. 2017 [cited 2019 Jul 4]. Available from: literacyworldwide.org/blog/literacy-daily/2017/09/13/tips-for-increasing-rapid-naming-ability-in-struggling-readers

Ott P. Teaching children with dyslexia: a practical guide. New York: Routledge; 2007.

Pape-Neumann J, Van Ermingen-Marbach M, Grande M, Willmes K, Heim S. The role of phonological awareness in treatments of dyslexic primary school children. Acta Neurobiol Exp (Wars). 2015;75(1):80106.

Robichon F, Bouchard P, Dmonet JF, Habib M. Developmental dyslexia: Re-evaluation of the corpus callosum in male adults. Eur Neurol. 2000;43(4):2337.

Shaywitz SE, Shaywitz BA. Paying attention to reading: The neurobiology of reading and dyslexia. Dev Psychopathol. 2008;20(4):132949.

Shiran A, Breznitz Z. The effect of cognitive training on recall range and speed of information processing in the working memory of dyslexic and skilled readers. J Neurolinguistics. 2011;24(5):52437.

Wibowo SB, Azwar S, Adiyanti MG, Wimbarti S. Kritik terhadap Penggunaan IQ dalam Diagnosis Kesulitan Belajar Spesifik. Buletin Psikologi. 2020 Jun 22;28(1):15.

Yang J, Peng L, Zhang D, Zheng L, Mo L. Specific effects of working memory training on the reading skills of Chinese children with developmental dyslexia. PLoS One [Internet]. 2017;12(11):120. Available from: http://www.embase.com/search/results?subaction=viewrecord&from=export&id=L619286238%0Ahttp://dx.doi.org/10.1371/journal.pone.0186114




DOI: http://dx.doi.org/10.24127/sss.v8i1.2816

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


ndexing by:

   

 

Supported by: