Sosialisasi Warisan Budaya dan Batik Lampung Di Malaysia

Karnila Ali, Nina Lelawati, Fitriani Fitriani, Elmira Febri Darmayanti

Abstract


Perbedaan paling mendasar antara batik Malaysia dan Indonesia dapat dilihat dari sejarahnya. Jika melihat dari beberapa referensi, batik Malaysia merupakan karya seni. Asal usul batik Malaysia sendiri dikatakan sebagai karya seni yang berasal dari wilayah pesisir timur Malaysia. Perbedaan lainnya antara batik Malaysia dan juga batik Indonesia terletak pada teknik pembuatan batiknya. Jika di Indonesia kita mengenal dua teknik pembuatan batik yaitu menggunakan cap dan juga tulis. Pada batik tulis pengrajin batik akan membuat pola dan corak batik menggunakan canting dan juga lilin. Lain halnya dengan batik Malaysia, teknik pembuatan batik menggunakan cara melukis dengan istilah mencolet dimana corak dibuat dengan menggunakan kuas pada sebuah kain. Branding membantu batik Lampung menciptakan identitas yang unik dan mudah dikenali oleh konsumen di Malaysia. Dengan branding yang kuat, produk batik Lampung akan memiliki ciri khas yang membedakan mereka dari batik Malaysia. Branding Batik Lampung dapat dilihat dari simbol berupa desain motif, warna maupun kemasan yang menjadi ciri khas.Namun, meskipun batik Lampung memiliki ciri khas tersendiri, pengembangan dan pemanfaatan batik sebagai produk unggulan daerah masih terbatas, baik dari sisi produksi, kualitas, maupun pemasaran.. Oleh karena itu, diperlukan upaya strategis untuk mensosialisasikan dan mengoptimalkan potensi batik Lampung melalui program pengabdian kepada masyarakat ini yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan UMKM batik Lapung dalam menghasilkan batik yang berkualitas, sekaligus memperkenalkan budaya dan produk batik Lampung ke pasar Internasional. Kegiatan ini juga bertujuan untuk melestarikan nilai-nilai budaya, kain tapis dan batik yang ada di Lampung dipasar Internasional


References


DAFTAR PUSTAKA

Mulyani, L., & Azizah, N. (2019). "Development of Batik Industry in Lampung: Challenges and Opportunities." Journal of Fashion Technology & Textile Engineering, 7(4), 217-225. https://doi.org/10.4172/2329-9568.1000215.

Rahmawati, I., & Hidayat, T. (2021). "Empowering Local Communities Through Batik: A Case Study in Indonesia." Sustainability, 13(2), 92. https://doi.org/10.3390/su13010092.

Solihan, S., Panorama, M., & Rasyid, A. (2022). Strategi Pengembangan Batik Kujur Berbasis Ekonomi Kreatif di Tanjung Enim Kab. Muara Enim Sumatera Selatan. Ekonomis: Journal of Economics and Business. https://doi.org/10.33087/ekonomis.v6i2.600.

Suryadi, R. & Widodo, W. (2020). "The Role of Batik in Sustainable Tourism Development: Case Study in Yogyakarta." Journal of Cultural Heritage Management and Sustainable Development, 10(3), 324-335. https://doi.org/10.1108/JCHMSD-02-2020-0034.

Sulaiman, A., Sugito, T., Prastyanti, S., Windiasih, R., & Prasetiyo, P. (2022). Student Community Services In Batik Education For The Young Generation. International Journal Of Community Service. https://doi.org/10.51601/ijcs.v2i3.108.

Widagdo, J., Zeyn, A., Komaryatin, N., & Roosdhany, R. (2024). Peningkatan Daya Saing Produk Batik Alam Jepara Melalui Penciptaan Cap Alternatif Dan Penggunaan Bahan Pewarna Alam Yang Ramah Lingkungan. Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat UBJ. https://doi.org/10.31599/eqmfk668.




DOI: http://dx.doi.org/10.24127/sss.v9i2.4363

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Supported by: