PENGARUH ALKALISASI HYBRID COMPOSITE BULU ITIK (ANAS PLATHYCUS BORNEO) - SERAT PURUN TIKUS (ELEOCHARIS DULCIS) BERMATRIX POLYESTER TERHADAP KEKUATAN TEKAN DAN LENTUR
Abstract
Itik Alabio (Anas Plathycus Borneo) berkembang di daerah Alabio Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan dengan populasi itik pada tahun 2006 tercatat 3.487.002 ekor. Selama ini itik alabio hanya dimanfaatkan untuk daging dan telur, padahal bagian bulu unggas yang satu ini juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku komposit karena sifatnya yang relatif kuat dan elastis. Untuk meningkatkan kualitas komposit, 10% bulu bebek dikombinasikan dengan 90% Serat Purun Tikus (Eleocharis Dulcis) sehingga menjadi komposit Hybrid. Bulu Itik komposit Hibrida dan Serat Purun Tikus di alkalisasi selama 10, 20, 30, 40, 50, dan 60 menit. Penelitian ini menggunakan metode uji eksperimental dan uji statistik ANOVA-One Way. Dari hasil penelitian diketahui bahwa waktu alkalisasi mempengaruhi nilai kekuatan sifat mekanik. Nilai paling optimal kekuatan tarik dan lentur dicapai pada waktu perendaman 20 menit. Yaitu sebesar 257,24 Mpa untuk kekuatan tarik dan kekuatan lenturnya sebesar 4,37 Mpa. Dalam komposit yang diperkuat serat dengan alkalisasi NaOH 5%, ikatan antara serat dan resin menjadi sempurna. Namun, semakin lama waktu alkalisasi, hemiselulosa, lignin dan pektin secara bertahap hilang sama sekali, kekuatan serat alami akan berkurang karena kumpulan mikrofibril yang membentuk serat yang disatukan oleh lignin dan pektin akan terpisah, sehingga serat hanya akan menjadi serat halus yang dipisahkan satu per satu sama lain.
Keywords
Alkalisasi; Bebek Alabio; Purun Tikus; Komposit Hibrida; Kekuatan Tarik; Kekuatan Lentur
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)DOI: http://dx.doi.org/10.24127/trb.v12i2.2910
Refbacks
- There are currently no refbacks.